1. Perbedaan Kewiraswastaan, Wiraswasta, Wiraswastawan
Kewiraswastaan (entrepreneurship): adalah kemampuan
dan kemauan seseorang untuk beresiko dangan menginvestasikan dan mempertaruhkan
waktu,uang ,dan usaha ,untuk memulai suatu perusahaan dan menjadikannya
berhasil. Melalui upaya yang dijalankannya,yang bersangkutan merencanakan dan
mengharapkan kompensasi dalam bentuk keuntungan di samping juga kepuasan.
Bidang usaha atau perusahaan yang dibangun oleh seseorang dengan kepribadian
tertentu (wiraswastaan/entrepreneur)
Wiraswastawan:
Walaupun terdapat berbagai pendapat mengenai pengertian Wiraswastawan, namun
secara umum pengertian wiraswastawan menunjukkan kepada pribadi tertentu yang
secara secara kualitatif lebih dari kebanyakan manusia pada umumnya, yaitu
pribadi yang memiliki kemampuan untuk :
· Berdiri diatas
kekuatan sendiri
· Mengambil
keputusan untuk diri sendiri
· Menetapkan
tujuan atas dasar pertimbangannya sendiri
· Menggerakkan
perekonomian masyarakat untuk menuju kedepan
· Mengambil
resiko
· Memenfaatkan
kesempatan usaha yang ada
· Supel,
fleksibel dalam bergaul, maupun dan mau menerima kritik membangun, dan
melakukan komunikasi
Wiraswasta: adalah suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi
untuk memberikan nilai tambah terhadap sesuatu produk sehingga memberi kepuasan
lebih kepada pelanggan. Nilai tambah itu mempunyai sifat yang baru dan belum
pernah ada atau belum pernah dilakukan oleh orang lain sebelumnya. Orang yang
melakukan kegiatan wiraswasta disebut sebagai seorang wiraswastawan.
2. Perbedaan ciri-ciri Perusahaan Besar dengan Perusahaan Kecil
Definisi Perusahaan Kecil: Definisi yang paling umum diterima sehubungan
dengan perusahaan kecil adalah perusahaan yang mempekerjakan kurang dari 500
orang dan mempunyai tingkat penjualan maksimal $20 juta per tahun. Menurut
small business administration amerika serikat, ”perusahaan kecil aadalah
perusahaan yang dimiliki dan dikelola secara mandiri, serta tidak dominan dalam
bidang operasinya”.
Meskipun ada
beberapa kesamaan pengertian antara perusahaan kecil dengan kewirausahaan,
kedua konsep tersebut berbeda. Perusahaan kecil adalah dimiliki dan dikelola
secara pribadi, tidak dominan dalam operasinya, dan tidak terlibat dalam
praktik inovasi. Perusahaan wirausaha, sebaliknya, adalah perusahaan dengan
tujuan utamanya adalah keuntungan dan pertumbuhan serta dapat dikategorikan
sebagai praktik inovasi strategi. Perbedaan dasar keduannya tidak terletak pada
tipe produk atau jasa yang ditawarkan, tetapi pada pandangan dasar tentang
pertumbuhan dan inovasi.
Ciri-Ciri :
1. Pada umumnya
dikelola/dipimpin sendiri oleh pemiliknya.
2. Struktur
organisasinya sederhana dan masih banyak perangkapan tugas/jabatan pada
seseorang.
3. Persentase
kegagalan usaha relatif cukup tinggi.
4. Sulitan untuk
mengembangkan usaha dikarenakan sulit memperoleh pinjaman dengan syarat lunak.
Contoh
perusahaan kecil:
- Foto copy
- Warung internet
- Warung makan
Definisi Perusahaan Besar: Usaha besar adalah usaha bersifat produktif yang
memenuhi kriteria kekayaan usaha bersih di atas Rp10.000.000.000,00, (sepuluh
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta dapat
menerima kredit dari bank di atas Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).Menurut Badan
Pusat Statistik, usaha besar adalah usaha dengan jumlah pegawai/karyawan di
atas 100 orang.
Ciri-ciri:
1. Pada umumnya dikelola/dipimpin oleh manajer profesional (bukan pemiliknya)
1. Pada umumnya dikelola/dipimpin oleh manajer profesional (bukan pemiliknya)
2. Struktur
organisasinya kompleks dan sudah ada spesialisasi pekerjaan.
3. Persentase
kegagalan usaha relatif rendah.
4. Modal jangka
panjang relatif lebih mudah diperoleh untuk pengembangan usaha
Contoh
perusahaan besar:
- Bank Rakyat Indonesia
- Telkom Indonesia
- Gudang Garam
3. Contoh Franchise local dan asing yang ada di Indonesia
Franchise local
|
Franchise asing
|
Fast food
CFC, isabento, bolo bolo, ayam goring Ny
Tanzil, California friend chicken, beef bowl
|
Mc. Donald, A&W, KFC, Hoka Hoka bento,
texas friend chicken, wendyis, O LA LA,
|
Restaurant/ café
Ayam goreng mbok berek, ayam goreng ny.
Suhati, es teller 77, Delly joy, king friend chicken &steak, laura
arfura, mie tek tek
|
Reb lobster, Hard rock, Fashion café, ponderosa,
sizzler, hong bin lao, black angus, fashion café, Kenny rogers
|
Pizza/ es cream/ cakes
Holland bakery, croissant de france, nila
Chandra cake
|
Pizza hut, round table pizza, jolly bee,
baskin robins, dunkin donuts, swensens, yogen fruzz
|
Soft Drink
Teh botol, fanta, mirinda, teh pucuk, teh
rio, teh gelas, kopiko, teh olong
|
Green spot, coca cola, pepsi cola, Gatorade
|
4. Keuntungan dan Kerugian suatu Franchise
Keuntungan :
1. Resiko
Kegagalan Lebih Kecil
Ketika anda
membeli atau bermitra dalam waralaba, tentu usaha tersebut telah terbukti
kemapanan dan keberhasilannya. Dari berbagai data statistik, menunjukkan bahwa
terwaralaba mempunyai kesempatan lebih besar untuk sukses daripada orang yang
memulai bisnisnya sendiri (mandiri).Menurut hasil riset, bisnis independen
memiliki resiko 70-80% mengalami kegagalan ketika memulai usahanya, sementara
para franchisee hanya 20-30% (Michael M. Coltman, Franchise di Kanada).
2. Memperoleh
Berbagai Bantuan Bisnis
Pada umumnya,
bila anda membeli sebuah bisnis franchise, para franchisor akan memberi
berbagai jenis bantuan untuk kemajuan bisnis anda, seperti peralatan, bahan
baku, konsultasi, pelatihan dan juga promosi usaha. Franchisor yang baik akan
selalu setia mendampingi usaha anda, karena semakin maju bisnis anda, maka
mereka akan memperoleh banyak keuntungan.
3. Kekuatan Daya
Beli
Membeli barang
dan bahan dalam jumlah besar tentu akan memperoleh harga lebih murah. Hal
tersebutlah yang menjadi nilai positif dalam bisnis franchise. Secara tidak
langsung, akan terjadi proses pembelian secara kolektif oleh para franchisee
yang diwakilkan oleh Franchisor. Pembelian kolektif tersebut akan menjadikan
daya beli lebih meningkat karena transaksi dilakukan dalam jumlah party.
4. Popularitas
Merek
Banyak waralaba
nasional dan internasional yang telah dikenal masyarakat luas. Kepopuleran
brand tersebut menjadikan mitra waralaba lebih mudah mendatangkan konsumen atau
“built-in customers”.
5. Sudah Ada Sistem
Pembeli franchise tidak perlu mencari-cari atau
merancang sistem (keuangan, kriteris SDM, peralatan atau teknologi, pasokan
produk barang atau jasa atau bahan baku, menentukan harga jual, dan lain-lain.
Franchisor (pemilik franchise) sudah menyiapkan semuanya. Pihak franchisee
tinggal menjalankan sesuai petunjuk dan aturan main yang diberikan
Kerugian :
1. Terkurung
Dalam Konsep Franchisor
Kerugian utama
membeli franchise adalah bahwa anda harus melakukannya dengan cara mereka,
sehingga kreatifitas dan insting bisnis anda menjadi tidak berkembang. Beberapa
franchisor meberi batasan yang ketat kepada mitra waralaba guna menjaga citra
brand yang diwaralabakan.
2. Biaya yang
Mahal
Membeli atau
ikut dalam bisnis waralaba memerlukan biaya yang lebih besar daripada anda
melakukan usaha mandiri. Franchise fee, royalti, dan setoran persentase
keuntungan kepada pihak pewaralaba adalah beberapa contoh biaya yang harus
dikeluarkan oleh mitra waralaba.
3. Memiliki
Potensi Konflik
Bisnis waralaba
merupakan bisnis dengan ikatan kerjasama. Ketika terjadi ketimpangan, sering
menimbulkan konflik bisnis antara franchisor dan franchisee, sehingga
menyebabkan terganggunya atau rusaknya jalinana kerjasama tersebut, sehingga
semua pihak akan merasakan kerugian.
4. Taruhan
Reputasi Bersama
Merek produk
yang terkenal membuat anda tidak perlu bersusah payah membangun citra. Namun
jika terjadi kesalahan yang dilakukan oleh franchisor atau franchisee lain,
maka anda juga ikut menanggung akibatnya, paling tidak ikut tercoreng terhadap
bisnis atau produk yang anda jual.
5. Membayar franchise fee.
Biaya ini harus dibayarkan atau dilunasi ketika
terjadi kesepakatan antara pihak pembeli dan penjual franchise. Franchise fee
berlaku untuk waktu 3, 5, 7 atau 10 tahun. Besarnya sangat bervariasi mulai
dari jutaan rupiah, puluhan juta, ratusan juta sampai milyaran rupiah. Hal ini
diluar investasi lain, seperti ruko atau bangunan. Bila membangun bisnis
sendiri, uang ini dapat dijadikan modal.